Mengenal Gaya Desain Transisional Yang Unik Dan Timeless

Mengenal Gaya Desain Transisional Yang Unik Dan Timeless
Perpaduan antara tradisional dan kontemporer, adalah penjelasan paling sederhana dari definisi gaya desain Transisional. Istilah “Desain Transisional” sering digunakan oleh desainer interior untuk menyebut gaya yang memadukan antara dua unsur tersebut sehingga menghasilkan tampilan akhir yang klasik namun abadi. Furnitur dalam  desain ini sederhana, namun mewah dan canggih, dengan menghadirkan fitur garis yang lurus maupun lengkungan. Desain ini disebut-sebut sebagai “tradisional tanpa boros” dan “kontemporer dengan sentuhan sejarah”. Interior Desain Transisional mengajak Anda untuk memanfaatkan kesederhanaan pada bentuk dan garis, tone warna netral dan terang, penggabungan dan kehangatan.

Mengapa kita harus tahu dengan desain Transisional? Karena ini tren populer. Desainer melihat peningkatan drastis dalam jumlah klien yang ingin menggabungkan elemen tradisional (seperti wainscoting atau mebel antik) dengan perabotan modern yang bersih.

Meski begitu, bagi beberapa orang untuk mendefinisikan dan menerapkan desain Transisional tidaklah sesederhana itu. Batasan sejauh mana perpaduan antara unsur tradisional dan kontemporer masih tidak begitu jelas. Berikut ini beberapa fitur utama dari desain Transisional yang bisa Anda gunakan sebagai panduan dalam membangun desain ini.

Tone Warna Natural
Kunci utama dalam menerapkan desain Transisional adalah dengan tetap berpegang pada palet warna yang natural. Desain Transisional pada dasarnya adalah desain yang minimalis, sehingga kesan bersih dan lapang juga keutamaan dalam desain ini. Pilih warna yang natural yang menenangkan, seperti putih, abu-abu muda, coklat, olive, vanila dan warna alam lainnya. Jika Anda senang dengan warna netural, jadikan layer pada tebok atau lantai. Biru atau pastel juga sering digunakan dalam ruangan bergaya Transisional.

Furnitur bergaris lurus dan melengkung
Furnitur dalam desain Transisional memiliki kombinasi bentuk garis-garis lurus yang mencirikan furnitur modern dengan bentuk lengkungan yang mencirikan furnitur tradisional. Namun, perpaduan tersebut tidak memberikan kesan berlebihan dan tetap tampak solid dan sederhana, Bentuk furnitur semacam itu juga memberikan kesan perpaduan antara unsur feminin dan maskulin. Furnitur juga harus menjadi perhatian utama dalam ruangan, sehingga ukurannya harus pas dengan ruangan. Idealnya, furnitur tersebut merupakan dasar yang dijadikan acuan dalam membetuk desain Transisional, sedangkan sisanya bisa mengikuti furnitur.

Aksesoris yang Tidak Berlebihan
Pendekatan minimalis digunakan dalam desain ini sehingga hanya aksesoris tertentu saja yang dipilih. Tidak terlalu banyak menggunakan terlalu banyak aksesoris agar ruangan tidak terlalu berat dan berlebihan. Anggrek dalam pot yang melengkung dengan anggun di depan jendela, tikar putih yang menampilkan foto-foto dalam bingkai hitam dan perak sederhana, sebuah baki kayu oval sebagai tempat lilin perak berbentuk serupa. Pengelompokan semacam ini memberikan keseimbangan dalam ruangan tanpa membuatnya penuh sesak.

Elemen Kayu yang Abadi
Kayu masih menjadi bintang utama dalam gaya desain Transisional. Dalam desain Transisional, tekstur dan detail kayu yang alami dan terasa mentah tetap dipertahankan sebagai nilai seni yang unik. Anda bisa memilih furnitur berbahan kayu yang memiliki tekstur dan pola serat alami untuk menekankan suasana elegan. Biasanya furniture yang digunakan berbahan kayu dengan warna coklat gelap dan dilapisi finishing veneer yang mewah.

Elemen dengan Tekstur yang Menonjol
Memasukkan unsur-unsur tekstur seperti kayu, kaca, pernis, rotan, kain, baja dan logam dengan tekstur dan pola yang menonjol adalah salah satu karakteristik desain Transisional. Anda juga bisa menggunakan barang-barang antik, baik itu bekas maupun baru ke dalam rumah untuk sedikit memberi sentuhan klasik.

Fabric yang Mewah
Fabric atau material kain, khususnya yang digunakan pada bantalan sofa menjadi perhatian utama dalam desain Transisional. Kurangnya warna membuat ruangan membutuhkan tekstur yang menarik. Gunakan bahan kain seperti korduroi berwarna zaitun yang ditemukan di sofa bergambar dan katun putih lembut krem yang digunakan pada dua kursi samping. Pilihan bagus lainnya untuk ruang transisi adalah suede, chenille, velvet, dan kulit.

Tambahkan Cermin dan Elemen Metallic
Meski Desain Transisional lebih identik dengan furnitur benuansa kayu, bukan berarti elemen kaca dan metallic terlupakan dalam desain ini. Desain Transisional juga kerap kali menggunakan elemen-elemen kaca dan besi metallic yang berfungsi untuk menguatkan nuansa modern yang futuristic. Tambahkan cermin minimalis, dan furnitur-furnitur berbahan besi yang dilapisi cat berwarna silver atau metallic untuk menyeimbangkan unsur tradisional yang ada.